TAJOM.ID,- Leher merupakan bagian tubuh yang memiliki peran penting dalam menopang kepala dan memungkinkan berbagai gerakan seperti menoleh, mengangguk, dan memiringkan kepala. Karena fungsi vitalnya ini, leher terdiri dari jaringan otot, ligamen, dan tulang belakang yang kompleks. Namun, sebagian orang mungkin pernah merasakan kondisi di mana leher tiba-tiba terasa tegang baik saat bangun tidur, sedang bekerja, atau bahkan tanpa sebab yang jelas. Sensasi ini dapat berlangsung dari hitungan detik hingga berjam-jam, dan dalam beberapa kasus dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Artikel ini akan membahas penyebab umum dan serius dari ketegangan leher mendadak, serta memberikan panduan bagaimana mengenali dan mengatasinya.
Ketegangan Otot (Muscle Strain)
Salah satu penyebab paling umum dari ketegangan leher mendadak adalah ketegangan otot. Ini bisa terjadi saat otot-otot leher dipaksa bekerja lebih dari biasanya atau berada dalam posisi yang tidak ideal untuk waktu yang lama.
Penyebab umum:
- Posisi tidur yang buruk (misalnya bantal terlalu tinggi atau rendah)
- Duduk lama dengan postur tubuh membungkuk
- Menoleh tiba-tiba atau mengangkat beban berat
- Olahraga berlebihan tanpa pemanasan
- Menatap layar komputer atau ponsel dalam posisi statis terlalu lama (tech neck)
Ketika otot digunakan secara tidak semestinya, serat-serat otot dapat mengalami mikro-cedera, menyebabkan peradangan ringan dan rasa tegang. Dalam kondisi ini, leher bisa terasa kaku, nyeri saat bergerak, bahkan disertai rasa panas atau kelelahan otot.
Stres dan Ketegangan Psikologis
Ketegangan leher yang datang tiba-tiba juga bisa berkaitan erat dengan faktor psikologis, khususnya stres dan kecemasan. Banyak orang tidak menyadari bahwa saat mengalami tekanan mental, tubuh secara otomatis menegang, terutama di area bahu dan leher.
Bagaimana stres memicu ketegangan leher?
- Aktivasi sistem saraf simpatis (respons “fight or flight”) menyebabkan otot-otot menegang sebagai bentuk kesiapsiagaan tubuh.
- Perubahan pernapasan (napas dangkal atau cepat) dapat mengurangi aliran oksigen ke otot, menyebabkan otot terasa kaku atau nyeri.
- Kebiasaan buruk saat stres, seperti mengangkat bahu atau mengetatkan rahang, dapat memperburuk ketegangan.
Ketegangan yang dipicu oleh stres cenderung terasa seperti ketegangan kronis, tetapi dalam banyak kasus juga bisa muncul secara tiba-tiba, terutama saat pikiran sedang berada dalam tekanan ekstrem.
Cedera Leher Ringan atau “Whiplash”
Cedera leher akibat benturan atau gerakan mendadak, seperti saat mengalami kecelakaan kendaraan atau terjatuh, dapat menyebabkan whiplash. Ini adalah kondisi ketika leher bergerak maju-mundur secara paksa, menyebabkan peregangan atau robekan kecil pada otot dan ligamen.
Walau tidak selalu disertai gejala langsung, whiplash bisa menyebabkan:
- Rasa tegang atau kaku pada leher
- Nyeri kepala
- Kesulitan menggerakkan leher
- Rasa lelah atau pusing
Kondisi ini perlu penanganan medis apabila disertai pembengkakan, nyeri hebat, atau gangguan neurologis seperti mati rasa atau kesemutan di tangan.
Herniasi Diskus Servikal
Leher terdiri dari tujuh ruas tulang belakang servikal, yang dipisahkan oleh diskus (bantalan lunak). Dalam beberapa kasus, diskus ini bisa mengalami herniasi atau penonjolan keluar, menekan saraf di sekitarnya.
Gejala khas dari herniasi servikal meliputi:
- Ketegangan mendadak atau kronis di leher
- Nyeri menjalar ke bahu, lengan, atau tangan
- Kelemahan otot
- Kesemutan
Kondisi ini sering kali disebabkan oleh degenerasi diskus seiring usia, trauma, atau postur tubuh yang buruk dalam jangka panjang. Jika disertai gejala saraf, perlu konsultasi dengan dokter saraf atau ortopedi.
Masalah Sendi Faset atau Cervical Spondylosis
Sendi faset di leher dapat mengalami peradangan atau degenerasi, khususnya seiring pertambahan usia, suatu kondisi yang disebut cervical spondylosis. Ini bisa menyebabkan sensasi tegang dan nyeri mendadak di leher, terutama setelah bangun tidur atau setelah periode tidak aktif.
Biasanya, ini terasa seperti:
- Kekakuan pagi hari di leher
- Nyeri saat memutar kepala
- Sensasi klik atau bunyi saat menggerakkan leher
Cervical spondylosis lebih umum pada usia di atas 40 tahun dan bisa diperparah oleh aktivitas tertentu seperti mengangkat barang berat atau duduk terlalu lama.
Infeksi atau Peradangan
Infeksi seperti meningitis, meskipun jarang, bisa menyebabkan leher terasa tegang secara mendadak. Gejala khas lainnya termasuk:
- Demam tinggi
- Sensitivitas terhadap cahaya
- Mual dan muntah
- Sakit kepala hebat
Infeksi lainnya seperti radang kelenjar getah bening, infeksi saluran napas atas, atau abses di area tenggorokan juga dapat menyebabkan otot di sekitar leher menjadi tegang dan nyeri. Dalam kasus ini, ketegangan biasanya disertai rasa nyeri tekan dan demam.
Postur Tubuh yang Buruk (Postural Strain)
Kebiasaan duduk atau berdiri dengan postur buruk menyebabkan ketegangan kronis pada otot leher dan bahu. Dalam banyak kasus, ini tidak disadari sampai muncul gejala mendadak berupa:
- Rasa berat di leher
- Ketegangan pada otot trapezius
- Sulit menoleh atau memutar kepala
Penyebab postural strain biasanya berkaitan dengan:
- Menatap layar monitor terlalu lama
- Menggunakan bantal yang tidak mendukung kontur leher
- Duduk tanpa sandaran kepala
Meski tampak sepele, kebiasaan ini dapat menumpuk dan menyebabkan otot mengalami spasme mendadak.
Bruxism atau Pengertakan Gigi
Bruxism adalah kebiasaan mengertakkan atau mengatupkan gigi, terutama saat tidur atau dalam kondisi stres. Hal ini bisa menyebabkan:
– Ketegangan otot rahang yang menjalar ke leher
– Nyeri di sekitar leher bagian belakang
– Ketegangan otot wajah
Karena otot-otot rahang dan leher saling berkaitan, tekanan yang dimulai dari rahang bisa merambat dan menyebabkan leher tiba-tiba terasa kaku atau berat.
Kekurangan Elektrolit dan Dehidrasi
Elektrolit seperti magnesium, kalsium, dan kalium sangat penting dalam fungsi otot. Kekurangan elektrolit, terutama setelah berkeringat banyak atau dehidrasi, dapat menyebabkan kejang otot mendadak termasuk pada leher. Ini dapat menyebabkan:
- Ketegangan otot mendadak
- Kram
- Rasa berdenyut atau tertarik di leher
Memastikan asupan air dan mineral yang cukup dapat mencegah kondisi ini.
Kapan Harus Waspada?
Meski sebagian besar kasus ketegangan leher bersifat ringan dan bisa sembuh sendiri, ada beberapa tanda bahaya yang mengindikasikan perlunya evaluasi medis segera:
- Ketegangan disertai demam, muntah, atau perubahan kesadaran
- Nyeri menjalar ke lengan atau disertai kelemahan
- Mati rasa atau kesemutan di tangan
- Ketegangan berlangsung lebih dari satu minggu tanpa perbaikan
- Riwayat cedera atau kecelakaan sebelumnya
Cara Mengatasi dan Mencegah Ketegangan Leher
Berikut beberapa langkah yang dapat membantu meredakan dan mencegah ketegangan leher:
Perawatan awal:
Kompres hangat untuk meningkatkan aliran darah
Pijat ringan atau stretching otot leher
Istirahat sementara dari aktivitas berat atau posisi duduk yang lama
Konsumsi obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen jika perlu
Pencegahan jangka panjang:
Jaga postur tubuh saat bekerja atau menggunakan perangkat elektronik
Gunakan bantal ergonomis saat tidur
Rutin lakukan latihan leher dan peregangan ringan
Kelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga
Cukupi kebutuhan air dan elektrolit, terutama saat beraktivitas fisik
Kesimpulan
Ketegangan mendadak pada leher bisa bersumber dari berbagai faktor—mulai dari postur tubuh, stres emosional, cedera, hingga kondisi medis serius. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama dalam penanganan yang tepat. Bila keluhan terus berulang atau disertai gejala lain yang mencurigakan, penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis.
Menjaga gaya hidup sehat, postur tubuh yang benar, serta mengelola stres secara bijak dapat membantu mencegah ketegangan leher yang muncul secara tiba-tiba di masa mendatang.(*)