TAJOM.ID – Mengelupas bibir yang kering sering dianggap sebagai kebiasaan sepele. Ketika permukaan bibir mulai pecah-pecah atau mengelupas, dorongan untuk menarik kulit mati dengan tangan atau gigi terasa sulit ditahan.
Meski tampak tidak berbahaya, kebiasaan ini ternyata bisa membawa berbagai risiko bagi kesehatan kulit bibir.
Alih-alih mempercepat proses penyembuhan, tindakan ini justru dapat memperparah kondisi bibir dan menimbulkan masalah baru.
Bibir: Bagian Kulit yang Rentan
Bibir merupakan bagian kulit yang sangat tipis dan tidak memiliki kelenjar minyak. Kondisi ini membuatnya lebih rentan terhadap kekeringan, terutama ketika tubuh kekurangan cairan atau terpapar faktor lingkungan seperti cuaca dingin, panas ekstrem, atau udara kering.
Begitu bibir kering, lapisan terluar akan mulai mengelupas. Kulit yang mengelupas tersebut sebenarnya merupakan bagian dari proses regenerasi alami, dan seharusnya dibiarkan pulih dengan sendirinya.
Namun, ketika kulit mati dipaksa untuk dilepas secara manual, ada beberapa risiko serius yang perlu diwaspadai.
Luka Terbuka dan Infeksi
Mengelupas kulit bibir secara paksa dapat menyebabkan luka kecil, terutama bila kulit yang ditarik belum sepenuhnya terlepas. Luka ini bisa menjadi pintu masuk bagi bakteri, virus, atau jamur.
Akibatnya, muncul risiko infeksi seperti cheilitis (radang bibir), yang ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, dan rasa nyeri.
Dalam kasus tertentu, infeksi bisa menyebar ke area sekitar mulut dan menimbulkan komplikasi yang memerlukan penanganan medis.
Perdarahan dan Rasa Sakit
Kulit bibir memiliki banyak pembuluh darah kecil. Menarik paksa lapisan kulit mati bisa menyebabkan perdarahan, meskipun hanya dalam jumlah sedikit.
Perdarahan ini sering disertai dengan rasa nyeri atau sensasi terbakar, terutama saat makan atau minum.
Makanan yang asam, pedas, atau panas dapat memperparah iritasi dan menyebabkan ketidaknyamanan yang berlangsung berhari-hari.
Gangguan Proses Penyembuhan
Setiap kali kulit ditarik secara paksa, proses regenerasi alami terganggu. Tubuh perlu memulai ulang penyembuhan dari awal, yang artinya pemulihan bibir menjadi lebih lambat.
Mengelupas kulit yang belum waktunya terlepas bisa memperpanjang waktu bibir tetap dalam kondisi kering dan rusak. Akibatnya, bibir menjadi lebih rentan terhadap pecah-pecah kronis dan kehilangan elastisitas.
Meninggalkan Bekas atau Hiperpigmentasi
Pada beberapa orang, terutama dengan kulit sensitif, luka akibat mengelupas bibir dapat meninggalkan bekas atau perubahan warna kulit di sekitar bibir.
Hiperpigmentasi ini bisa bersifat sementara, tetapi ada juga kasus di mana warna gelap atau kemerahan bertahan lebih lama. Selain mengganggu secara estetika, perubahan warna ini dapat menurunkan rasa percaya diri.
Bibir Menjadi Lebih Sensitif
Kebiasaan menarik kulit bibir terus-menerus membuat permukaan bibir lebih tipis dan mudah terluka.
Dalam jangka panjang, bibir kehilangan perlindungan alaminya dan menjadi lebih sensitif terhadap cuaca, makanan, atau produk perawatan.
Sensitivitas ini bisa memicu reaksi berlebihan, seperti perih, panas, atau rasa tertusuk, bahkan terhadap hal-hal yang sebelumnya tidak menimbulkan iritasi.
Risiko Kebiasaan Berulang
Mengelupas bibir dapat menjadi kebiasaan kompulsif, terutama saat stres atau bosan.
Kebiasaan ini dikenal sebagai dermatillomania atau skin-picking disorder, yaitu dorongan untuk mengutak-atik bagian kulit secara berulang meski menyadari efek buruknya.
Jika dibiarkan, perilaku ini bisa menjadi gangguan psikologis ringan yang sulit dihentikan tanpa bantuan profesional.
Langkah Pencegahan dan Perawatan
Untuk menghindari risiko-risiko tersebut, penting memberikan perawatan yang tepat pada bibir yang kering. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
Gunakan pelembap bibir secara rutin, terutama yang mengandung bahan alami seperti shea butter, minyak kelapa, atau madu. Pilih produk yang bebas dari alkohol dan pewangi buatan.
Perbanyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi. Kekurangan cairan merupakan salah satu penyebab utama bibir kering.
Hindari menjilat bibir, karena air liur justru mempercepat penguapan dan membuat bibir semakin kering.
Gunakan scrub bibir alami satu atau dua kali seminggu untuk membantu pengelupasan kulit mati secara lembut tanpa melukai kulit.
Lindungi bibir dari paparan sinar matahari dengan lip balm yang mengandung SPF, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.
Kesimpulan
Mengelupas kulit bibir yang kering mungkin terasa melegakan sesaat, namun kebiasaan ini menyimpan berbagai risiko yang tidak sebanding dengan manfaatnya.
Luka, infeksi, dan sensitivitas yang muncul akibat tindakan tersebut justru memperburuk kondisi bibir.
Perawatan yang lembut, pencegahan kekeringan, serta kesabaran dalam proses penyembuhan menjadi kunci utama untuk menjaga bibir tetap sehat, lembap, dan bebas dari masalah.