TAJOM.ID, JAMBI – Gubernur Jambi yang juga bergelar Datuk Mangku Bumi Setio Alam, Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH, menyatakan bahwa pemangku adat Melayu Jambi memiliki peran penting sebagai mitra Pemerintah Provinsi Jambi dalam pembangunan. Selain itu, mereka juga berperan dalam menjaga serta melestarikan nilai-nilai budaya Melayu Jambi dan menjadi pengayom di tengah masyarakat.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur saat menghadiri puncak peringatan Hari Lembaga Adat Melayu (LAM) Jambi ke-747 Provinsi Jambi yang berlangsung di EV Garden, Kota Jambi, Jumat (27/6/2025).
Adapun tema peringatan Hari Adat Melayu Jambi ke-747 tahun ini adalah “Menyongsong Tujuh Setengah Abad Melayu Jambi, Merajut Budaya Agar Dak Lapuk Dek Hujan, Dak Lekang Dek Panas, Menuju Jambi Mantap 2030 dan Indonesia Emas 2045.”
Dalam sambutannya, Gubernur Al Haris menyampaikan apresiasi kepada Ketua dan seluruh pengurus LAM Provinsi Jambi atas rangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan dalam rangka peringatan hari jadi lembaga adat tersebut.
“Pada hari ini, katiko nan elok hari nan baik berlangsung acara Puncak Peringatan Hari Lembaga Adat Melayu (LAM) Jambi ke-747 Provinsi Jambi, kami menyambut baik tradisi yang dilakukan oleh LAM Jambi Provinsi Jambi. Acara ini merupakan wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT atas apa yang telah kita nikmati, juga artinya Lembaga Adat Melayu Jambi terus mengembangkan diri, mengikat nilai-nilai budaya daerah yang masih terpatri dalam kehidupan masyarakat di Provinsi Jambi,” ucap Gubernur Al Haris.
Lebih lanjut, Gubernur mengatakan bahwa LAM Jambi terus bekerja sama dengan masyarakat dalam meningkatkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat, sekaligus mendukung program pemerintah melalui inovasi adat, agar adat tetap hadir dan digunakan dalam kehidupan masyarakat.
“Lembaga Adat Melayu Jambi sudah banyak bekerja sama (MoU) dengan kantor-kantor seperti Kejaksaan Tinggi Jambi, Polda Jambi, dan kantor lainnya. Ini artinya hukum adat kita dahulukan sebelum hukum pidana lainnya dalam menjaga dan merawat negeri yang kita cintai, serta saling sinergi antara pemerintah, lembaga adat, masyarakat, dan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan),” kata Gubernur.
Ia juga menegaskan bahwa bupati dan wali kota merupakan pembina adat di daerah masing-masing. Oleh karena itu, Gubernur meminta agar lembaga adat di setiap daerah turut menjalin kerja sama dengan aparat penegak hukum.
“Bupati/Wali Kota merupakan pembina adat di daerahnya masing-masing. Untuk itu saya minta nantinya lembaga adat yang ada di daerah masing-masing juga bekerja sama dengan Kejaksaan, Kepolisian, dan kantor-kantor yang bisa membawa keberkahan bagi kemajuan adat istiadat kita. Agar jika ada permasalahan sedikit bisa diselesaikan dengan adat istiadat, tidak sampai ke ranah hukum,” sambungnya.
Gubernur Al Haris juga mengharapkan agar hukum adat dapat diterapkan hingga ke tingkat kecamatan dan desa. Menurutnya, hukum adat memiliki hierarki dan wilayah hukum tersendiri.
“Di tingkat desa, hukum adat seringkali menjadi landasan dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian sengketa, bahkan bisa diformalkan menjadi Peraturan Desa Adat, selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,” harapnya.
Dalam sesi wawancara bersama awak media, Gubernur Al Haris menjelaskan bahwa peringatan Hari Adat Melayu Jambi ke-747 menandai awal masuknya Islam di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk melestarikan adat Melayu Jambi.
“Inilah pertanda Islam di Jambi maka mulailah adat Melayu Jambi. Oleh karena itu kita perlu untuk melestarikannya agar adat ini betul-betul dipakai, dijunjung tinggi oleh masyarakat Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua LAM Provinsi Jambi yang bergelar Datuk Temenggung Putro Jayo Diningrat, Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA), menyampaikan bahwa dalam peringatan Hari LAM Jambi ke-747, panitia menyajikan berbagai perlombaan dan ragam kuliner khas daerah. Ia menilai semangat panitia cukup baik.
“Alhamdulillah, pada HUT Lembaga Adat Melayu Jambi kali ini cukup banyak yang kita tampilkan. Selain itu, LAM Jambi juga banyak bekerja sama (MoU) dengan media cetak serta instansi pemerintah seperti Kejaksaan, Polda Jambi, Kementerian Agama Jambi, dan nanti bersama Kantor HAM Provinsi Jambi. Ini dilakukan dalam rangka mengawal Lembaga Adat Melayu Jambi membimbing masyarakat dalam menegakkan sendi-sendi budaya yang harus kita jalani dengan rukun dan damai. Selain itu, menjadi momen penting untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Melayu Jambi kepada generasi muda dan masyarakat luas,” ungkap HBA.
Ia juga berharap agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya Jambi.(*)