TAJOM.ID, MENDALO – Fakultas Pertanian Universitas Jambi (UNJA) secara resmi meluncurkan platform DIGISAWIT (Sistem Informasi Korporasi Petani Sawit Digital Berkelanjutan) pada Selasa, 17 Juni 2025, di Auditorium Lantai 1 Gedung UNIFAC, Kampus UNJA Mendalo.
Platform ini dirancang untuk menjawab persoalan klasik yang dihadapi petani sawit di Provinsi Jambi, antara lain tingginya biaya input, keterbatasan akses pasar, serta rendahnya produktivitas—yang tercatat masih 60 persen di bawah potensi optimal. DIGISAWIT mengintegrasikan manajemen kebun, produksi, dan pemasaran berbasis prinsip traceability yang ramah lingkungan. Sistem ini juga mendukung pemenuhan standar sertifikasi sawit berkelanjutan yang disyaratkan pasar global, khususnya Eropa.
Peluncuran DIGISAWIT dihadiri oleh Rektor UNJA, Helmi; Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Dr. Fauzi Syam, S.H., M.H.; Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Humas, dan Sistem Informasi, Prof. Dr. Revis Asra, S.Si., M.Si.; serta Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Dr. H. Sudirman, S.H., M.H., yang hadir mewakili Gubernur. Hadir pula Ketua Tim Penelitian dan Pengembangan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si., IPU, sejumlah bupati dan wakil bupati dari Kabupaten Muaro Jambi dan Batang Hari, perwakilan BPDPKS, dinas terkait, akademisi, mitra koperasi unit desa (KUD), petani, serta mahasiswa.
Dalam sambutannya, Rektor UNJA menegaskan bahwa DIGISAWIT merupakan wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan masyarakat, khususnya petani sawit di Jambi.
“Aplikasi ini adalah bukti UNJA hadir untuk masyarakat. Hasil penelitian tim kami yang didanai BPDPKS ini diharapkan meningkatkan kesejahteraan petani sawit dan menurunkan kemiskinan ekstrem di Jambi,” ujar Helmi.
Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Dr. H. Sudirman, S.H., M.H., menyoroti pentingnya platform ini dalam mendukung pengentasan kemiskinan, terutama di sektor perkebunan sawit.
“42.000 lebih pekerja kebun sawit di Jambi terjebak kemiskinan ekstrem karena tak memiliki lahan dan sulit berkelompok. DIGISAWIT harus jadi solusi membentuk wadah korporasi petani miskin agar mereka bisa dapat akses pendanaan dan lahan,” katanya.
Melalui situs resmi [digisawit.com](https://digisawit.com/), petani dapat mengelola kebun secara real-time dan meningkatkan posisi tawar di pasar global melalui prinsip keberlanjutan (sustainability). Ke depan, sistem ini akan terus dikembangkan dengan kolaborasi lintas pemangku kepentingan, termasuk pemerintah kabupaten dan lembaga riset internasional.
Peluncuran DIGISAWIT menandai komitmen UNJA sebagai pelopor transformasi digital sektor perkebunan yang inklusif dan berkelanjutan di Pulau Sumatera.(*)