TAJOM.ID, MENDALO — Universitas Jambi (UNJA) menjadi tuan rumah dalam kegiatan Diskusi Strategis Penguatan Kerja Sama Pendidikan Tinggi antara Malaysia dan Perguruan Tinggi di Provinsi Jambi, yang digelar di Ruang Rapat Rektorat, Gedung UNIFAC Lt. 7 UNJA, pada Kamis (26/6/2025). Kegiatan ini dirangkaikan dengan kunjungan Ikatan Alumni Pelajar Indonesia se-Malaysia (IKAPIM), sebagai upaya mempererat hubungan antara perguruan tinggi Indonesia dan Malaysia.
Diskusi strategis ini dihadiri oleh Rektor UNJA, Helmi, beserta jajaran pimpinan universitas, antara lain: Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Hafrida, S.H., M.H.; Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum, Prof. Dr. Ir. Depison, M.P.; Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Dr. Fauzi Syam, S.H., M.H.; Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Sistem Informasi, Prof. Dr. Revis Asra, S.Si., M.Si.; serta Plt. Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama, Dr. Yatno, S.Pt., M.Si. Turut hadir pula para dekan, wakil dekan, dosen, dan guru besar UNJA.
Dari pihak Malaysia, hadir CEO Education Malaysia Global Services (EMGS), Novie Tajuddin, C.A. (M), FCMA (UK), CGMA; Head of Promotion EMGS, Megat Mohd Samsul; serta Koordinator Presidium IKAPIM, Abdis Salam.
Rektor UNJA, Helmi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa sejak 2021 hingga 2029, UNJA telah menjalin kerja sama dengan delapan universitas di Malaysia. Ia menegaskan bahwa UNJA akan terus membuka peluang kolaborasi sebagai bentuk komitmen mewujudkan Kampus Berdampak sesuai arahan Kemendikbudristek.
“Ke depan, aktivitas kita akan diperbanyak, fokus pada program-program yang berdampak bagi Indonesia dan Malaysia. Salah satunya adalah keterlibatan mahasiswa Psikologi FKIK UNJA dalam pendampingan sosial di Rumah Kita KBRI Malaysia. Harapannya, diskusi seperti ini semakin sering digelar agar kolaborasi berjalan secara kemitraan dan kesetaraan,” ujar Helmi.
CEO EMGS, Novie Tajuddin, mengapresiasi kolaborasi pendidikan yang terjalin antara kedua negara. Ia menyoroti pentingnya kerja sama tersebut dengan prinsip “3T”: Tetangga, Terakui, dan Terjangkau.
“Kami mempromosikan perguruan tinggi di Malaysia ke dunia. Saat ini ada 11.000 hingga 12.000 pelajar Indonesia di Malaysia. Kolaborasi Indonesia-Malaysia sangat masuk akal karena kita bertetangga, memiliki pengakuan global, dan biaya pendidikan yang sangat terjangkau,” jelas Novie.
Diskusi ini diharapkan menghasilkan kerja sama nyata seperti pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, dan program pengabdian lintas negara. Kegiatan ditutup dengan sesi tukar cenderamata antara UNJA dan EMGS sebagai simbol kolaborasi berkelanjutan.(*)