TAJOM.ID,MEDALO – Melikson Kakyarmabin, mahasiswa asal Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, yang telah berhasil meraih gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Universitas Jambi melalui program beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik).
Dalam Wisuda ke-116 UNJA, Rektor UNJA, Prof. Dr. Helmi, S.H., M.H., mengucapkan selamat dan sukses kepada seluruh wisudawan, termasuk mahasiswa asal Papua.
“Hari ini, UNJA melaksanakan wisuda ke-116 dengan jumlah wisudawan sebanyak 1.010 mahasiswa. Di antara mereka, ada anak-anak kita dari tanah Papua. Kami bangga dan berharap UNJA menjadi lembaga pendidikan yang menerima mahasiswa dari seluruh Indonesia, terutama dari Papua. Semoga sukses untuk masa depan mereka yang lebih baik dan dapat berkontribusi dalam membangun Papua menjadi daerah yang maju dan sejahtera,” ujar Rektor.
Melikson membagikan kisah inspiratifnya selama menempuh pendidikan tinggi di Jambi. Melalui pengalaman merantau sejak SMA, Melikson telah membentuk mental dan kemandirian yang menjadi bekalnya dalam menghadapi tantangan di dunia perkuliahan.
Salah satu tantangan terbesar Melikson saat pertama kali merantau untuk kuliah adalah harus hidup jauh dari orang tua.
“Saya anggap ini sebagai tantangan hidup untuk bisa mandiri. Karena sudah terbiasa merantau sejak SMA, saya berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kondisi di Jambi,” ungkapnya.
Melikson mengatakan dukungan dari dosen dan lingkungan kampus juga menjadi faktor penting dalam perjalanan akademiknya. Ia mengakui bahwa para dosen tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga motivasi dan dorongan semangat untuk menjadi pribadi yang berguna bagi masyarakat. Baginya, pendidikan tinggi memiliki makna yang mendalam.
“Pendidikan tinggi membentuk karakter hidup dan mengembangkan diri untuk menghadapi segala tantangan, baik di dalam maupun di luar perkuliahan,” kata Melikson.
Prinsip hidup yang dipegang teguh oleh Melikson Kakyarmabin selama kuliah adalah keyakinan bahwa ia juga bisa meraih keberhasilan seperti orang lain.
“Saya datang ke Jambi dengan tujuan jelas, yaitu menyelesaikan kuliah dan membanggakan orang tua di kampung,” ujar Melikson.
Setelah lulus dari Ilmu Keperawatan, ia bercita-cita melanjutkan pendidikan profesi Ners di Jambi, dan kemudian kembali ke kampung halaman untuk melayani masyarakat di bidang kesehatan. Baginya, pengabdian kepada daerah adalah panggilan jiwa. Melikson juga memandang mahasiswa daerah sebagai agen perubahan untuk pembangunan nasional. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan kesiapan diri untuk kembali membangun sumber daya manusia di daerah asal.
Melikson berpesan kepada generasi muda Papua agar tetap semangat menempuh pendidikan dan aktif dalam mengembangkan potensi diri.
“Jangan pernah menyerah. Berproseslah dengan rajin agar kelak bisa membanggakan orang tua dan membangun daerah,” pesan Melikson.
Ia juga menyampaikan saran untuk program beasiswa afirmasi agar lebih efektif, yakni dengan memberi teguran atau sanksi kepada mahasiswa yang tidak aktif kuliah. Hal ini penting agar beasiswa benar-benar dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan. Melikson menegaskan bahwa setiap tantangan adalah motivasi.
“Saya jadikan tantangan sebagai alasan untuk bangkit dan menjadi lebih baik,” tutup Melikson.(*)